Jumat, 16 Desember 2011

DOWNLOAD PETA TOPOGRAFI TEMPO DULU

Bisa digunakan untuk perbandingan dengan masa sekarang atau bisa sekedar koleksi saja..silahkan download pada link dibawah ini:
Download Peta Topografi  Jakarta 1945
Download Peta Topografi Pekan baru 1952
Download Peta Topografi Tanjung Pinang1954
Download Peta Topografi Medan 1951
Download Peta Topografi Padang Sidempuan
Download Peta Topografi Pulau Sinako 
Download Peta Topografi Tebing Tinggi
Download Peta Topografi Pangururan
Download Peta Topografi tanjung Balai
Download Peta Topografi Tapaktuan
Download Peta Topografi tebing tinggi
Download Peta Topografi Sinabang
Download Peta Topografi Bagan siapi-api
Download Peta Topografi lahewa
Download Peta Topografi Pulau uwi
Download Peta Topografi Siak Sri Indrapura
Download Peta Topografi Singkawang
Download Peta Topografi Sangau
Download Peta Topografi Sintang
Download Peta Topografi Putussibau
Download Peta Topografi Tranai
Download Peta Topografi Lentok
Download Peta Topografi Dumaring
Download Peta Topografi Biduk
Download Peta Topografi Sengata
Download Peta Topografi Sabang
Download Peta Topografi Tarakan
Download Peta Topografi Tanjung Rideb
Download Peta Topografi Tompo
Download Peta Topografi Pulau siau
Download Peta Topografi Toli-toli
Download Peta Topografi Bqackuturaja
Download Peta Topografi kutaraja
Download Peta Topografi Calang
Download Peta Topografi meulaboh
Download Peta Topografi Telukbutun
Download Peta Topografi Langsa
Download Peta Topografi Pulau sipura
Download Peta Topografi muko-muko
Download Peta Topografi Tanjung bio
Download Peta Topografi Solok
Download Peta Topografi Gunung simatobondo
Download Peta Topografi Muara Siberut
Download Peta Topografi painan
Download Peta Topografi Padang
Download Peta Topografi lentok
Download Peta Topografi ranai
Download Peta Topografi Pulau benua
Download Peta Topografi
Download Peta Topografi
Download Peta Topografi

Rabu, 07 Desember 2011

Sentra Pembelian Peta Bakosurtanal

Sebagaimana ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, seni dan teknik pemetaan mengalami perkembangan seiring dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat akan informasi spasial. Teknik dan seni penyajian informasi spasial dalam bentuk peta atau atlas semakin berkembang dan mengalami perubahan dari masa ke masa. Kebutuhan akan peta/atlas tidak lagi terbatas hanya pada kebutuhan militer, penelitian atau perencanaan pembangunan saja. Berbagai aspek kehidupan, mulai dari transportasi, budaya, pariwisata hingga pelayanan masyarakat dan bidang-bidang lainnya memerlukan informasi spasial dalam bentuk peta. Berbagai aspek kebutuhan tersebut memerlukan teknik dan seni yang berbeda dalam penyajian informasi spasialnya. Maka dari itu, melalui workshop dan seminar ini setidaknya para peserta mendapatkan gambaran tentang apa dan kepada siapa saja, peta/atlas diperlukan dan bagaimana harus diciptakan agar sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dari workshop dan seminar ini pula peserta juga dapat belajar mengenai cara-cara penyajian peta/atlas yang telah diciptakan dari berbagai contoh peta/atlas yang ditampilkan dari berbagai negara maju yang telah lebih dahulu dapat menyajikan informasi spasial dengan berbagai macam tampilan. Para guru geografi dapat memperoleh tambahan wawasan sebagai bahan pengajaran kepada para anak didiknya dan para mahasiswa juga akan mendapatkan gambaran penelitian yang dapat dilakukan khususnya di bidang kartografi.
Untuk itu Bakosurtanal telah menyediakan sentra penjualan peta bagi masyarakat yang berlokasi antara lain:

Provinsi Sumatera Utara
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan (Unimed)
Jl. Willem Iskandar Pasar V Kotak Pos No. 590 Medan
T : -
Provinsi Sumatera Barat
Bappeda Provinsi Sumatera Barat
Jl. Khatib Sulaiman No. 1 Padang
T : 0751-7054555; F : 0751-7055676
Provinsi Riau
Bappeda Provinsi Riau
Jl. Gajah Mada No.200 Pekanbaru
T : 0761-36031; F : 0761-36035
Provinsi Sumatera Selatan
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA
Kampus Universitas Sriwijaya Inderalaya
Jl. Palembang-Prabumulih Km.35 Inderalaya 30662
T : 0711-581118
Provinsi DKI Jakarta
Mega Glodok Kemayoran
Ground Floor, Blok D 06 No. 05, 06 dan D 05 No. 03
Jl. Angkasa Kav. B-6, Kota Baru, Bandar Kemayoran
Jakarta Pusat
T : 021-26647344
Provinsi Jawa Barat
BAKOSURTANAL Gedung C
Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi
Jl Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong 16911
T : 021-8753155 F : 021-87916647

Departemen Ilmu Tanah & Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga
T : 0251-422325, 629358; F : 0251-629358
Departemen Geografi-FMIPA Universitas Indonesia
Kampus UI Depok
T : 021-7270030, 77210658; F : 021-77210659, 78886680, 7270012

Koperasi Wanadri
Jl Aceh No. 155, Bandung
T : 022-4206440
Provinsi Jawa Tengah
Bappeda Provinsi Jawa Tengah
Jl. Pemuda No. 127-133 Semarang
T : 024-3515591 psw. 312; F : 024-3546802

Universitas Negeri Semarang
Gedung C-5, Lantai 3, Laboratorium Geografi-Fakultas Ilmu Sosial
Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang
T : 024-8508011, 91264140

Toko Buku Jendela
Jl. Pemuda Utara No. 94, Klaten
T : 0272-329294

Universitas Sebelas Maret
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan IPS-FKIP
Jl. Ir. Sutami No. 36 A
Surakarta 57126
T : 0271-646994 psw 379; F : 0271-648939
Provinsi DI Yogyakarta
Pusat Pelayanan Informasi Kebumian (PPIK) UGM
Ruko UGM No. 2, Jl.Agro Bulaksumur Yogyakarta
T :0274-557732; F : 0274-589595

UPN “Veteran” Yogyakarta (UPT Perpustakaan)
SWK (Lingkar Utara) No.104 Condong Catur Yogyakarta
T : 0274-486733 ext.364, 486402; F : 0274-486400
Provinsi Jawa Timur
Perpustakaan Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional
Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang
T : 0341-551431 pes. 233; F : 0341-553015, 417634

Program Studi Teknik Geomatika FTSP - ITS
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
T : 031-5929487
Provinsi Bali
Jurusan Tanah Fak. Pertanian Universitas Udayana
Kampus Udayana Jl. P.B Sudirman, Denpasar
T : 0361-265327
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Bappeda Provinsi NTB
Jl. Flamboyan No.2, Mataram
T : 0370-623437, F:0370-622779
Provinsi Kalimantan Barat
Bappeda Prov. Kalimantan Barat - Unit Data Perencanaan Pembangunan
Jl. Ahmad Yani (Komplek Gubernur) Pontianak
T : 0561-736013/738784; F : 0561-731217
Provinsi Kalimantan Selatan
Jurusan Tanah Fak. Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani - Banjarbaru Kalimantan Selatan

T : 0511-4777540, 4772254; F : 0511-4777540, 4772254
Provinsi Kalimantan Timur
Bappeda Prov. Kalimantan Timur
Jl. Kusuma Bangsa No. 2
Samarinda
T : 0541-741044
Provinsi Sulawesi Tenggara
Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara
Jl. Mayjen S. Parman Kendari
T : 0401-3128740

Prodi. Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo
Jl. Malaka Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari
T : 0401-391692
Provinsi Sulawesi Selatan
Jurusan Ilmu Tanah-Fak. Pertanian dan Kehutanan UNHAS
Kampus UNHAS Tamalanrea Jl Perintis Kemerdekaan Km.11 Makassar
T : 0411-587076; F:0411-587076

Bappeda Sulawesi Selatan
Jl. Urip. Sumoharjo Km. 5 No. 269 Makassar
Telepon/Fax : 0411-453486 Ext 122
Provinsi Sulawesi Utara
Jurusan Ilmu Tanah-Fak. Pertanian Universitas Sam Ratulangi
Kampus Universitas Sam Ratulangi Bahu Manado 95115
T : 0431-862786; F:0431-846540
Provinsi Gorontalo
Fakultas Pertanian, Universitas Gorontalo
Jl. Jend. Sudirman No 247 Limboto, Gorontalo
T : -
Provinsi Sulawesi Tengah
         Bappeda Prov. Sulawesi Tengah
         Jl. Prof. Dr. Moh Yamin Palu
         T : 0451-455470

                                                                                                        ( Sumber.www.bakosurtanal.go.id)

SOAL SIMAK (Seleksi Masuk ) UI

Simak-UI (Seleksi Masuk UI) adalah ujian seleksi terpadu masuk UI yang diselenggarakan UI bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di UI. Ujian ini dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia untuk seluruh program pendidikan yang ada di UI, mulai Program Vokasi (D3), Sarjana Reguler, Sarjana Kelas Paralel, Profesi, Magister dan Doktor. Ujian dilakukan serentak.

Soal Soal Simak UI yang berkenaan geografi antara lain:

Tahun 2009
Kode 917_____Download
Kode 927_____Download
Kode 937_____Download
Kode 947_____Download
Kode 957_____Download
Kode 967_____Download

Tahun 2010
Kode 806_____Download
Kode 906_____Download

Jumat, 02 Desember 2011

PENGANTAR ILMU GEOGRAFI

Kamis, 01 Desember 2011

DOWNLOAD PETA RUPA BUMI

Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.

Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta sorografi" yang mencakup daerah besar, "peta planimetric" yang tidak menunjukkan elevasi,  dan "peta tematik" yang terfokus pada topik tertentu

Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

bagi yang membutuhkan Peta Rupa Bumi bisa di Download pada Link dibawah ini : 

Download Peta Rupa Bumi Kota Bandung 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Ciomas , Pandeglang 1: 25.000 
Download Peta Rupa Bumi Sagaranten 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Jampang Tengah 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Nyalindung 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Tanggeung 1: 25.000
Download Peta rupa Bumi Pangalengan 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Gegerbitung 1: 25.000
Download Peta Rupa Bumi Soreang 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Sukarama 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Karang Sambung 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Pakutandang 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Lebaksari 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Bantarkawung 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Salem 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Kota Cianjur 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi kawalu 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Sukasari 1:25.000
Download Peta Rupa Bumi Cibalong 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Watumalang 1 : 25.000
Download Peta Rupa Bumi Pagerageung 1 : 25.000




Jumat, 25 November 2011

PETA JAKARTA LENGKAP flash

Kadangkala untuk bepergian di jakarta harus urvei terlebih dahulu tempatnya dipeta. bagi yang belum memiliki peta jakarta silahkan download dibawah ini :

DOWNLOAD PETA JAKARTA

Sabtu, 08 Oktober 2011

RUMUS-RUMUS GEOGRAFI


INDUSTRI

INDUSTRI

A. UMUM

1. Pengertian
Adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadimenjadi barang yang mempunyai nilai tinggi dalam penggunaannya.
2. Kawasan industri dan kawasan berikat.
 Kawasan industri
Tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas penunjang lainnya. Serta dikelola oleh perusahaan kawasan industri , contoh : pulogadung , cikarang, medan , cilegon-banten dsb.

 Kawasan Berikat
Kawasan dengan batas-batas teretentu di wilayah pabean Indonesia yang didalamnnya diberlakukan ketentuan khusus bidang pabean, fungsinya sebagai tempat penyimpanan barang dan penimbunan barang serta pengolahan barang yang berasal dari dalam dan luar negeri. Tempatnya tidak jauh dari pelabuhan. Contohnya : cilincing.

B. PENGGOLONGAN INDUSTRI
Industri di Indonesia digolongkan sebagai berikut :
1. Aneka industri
Adalah industri yang menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat luas>
Golongan aneka industri meliputi :
( 1 ) aneka pengolahan pangan
( 2 ) Aneka Sandang
( 3 ) Aneka kimi dan serat.
( 4 ) Aneka bahan banguanan dan umum.
2. indusri logam dasar
Meliputi kelompok-kelompok industri bahan logam dan produk dasar, industri motor/ mesin , perlengkapan pabrik dan, industri peralatan listrik dan industri alat angkutan.
3. Industri Kimia Dasar.
Adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi. Dengan menggunakan modal kerja yang sangat besar, tenaga kerja dengan keterampilan tinggi serta teknologi yang maju.
4. Industri Kecil
Adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga jerja kecil, modal kecil dan teknologi sederhana ini meliputi industri rumah tangga.

Berdasarkan proses produksinya, dibagi menjadi :
1. Industri hulu : Mengolah bahan mentah / bahan baku menjadi barang setengah jadi.
2. Industri hilir : Mengolah bahan jadi menjadi barang jadi.

Beradsarkan asal bahan baku yang digunakan , dibagi menjadi :
1. Industri Ekstraktif : Merupakan Industri yang bahan bakunya berasal langsung dari alam.
2. Industri Non Ekstraktif : Merupakan Industri yang bahan bakunya berasal dari industri lain.

Alfred weber ( 1909 ) mengembangkan teori lokasi yang didasrkan pada tulisannya yang berjudul the theory of industrial location. Pada dasarnya :
 Membedakan antara biaya transportasi bahan mentah dari sumber bahan mentah ke lokasi industri ( assembly Cost ) dan biaya transportasi pemasaran komoditi dari tempat komoditi.
 Biaya pengangkutan bahan mentah ( assembly coast ) termasuk biaya input sedangkan biaya pemasaran ( marketing cost )
 Secara keseluruhan biaya transport merupakan penjumlahan antar biaya pengangkutan bahan mentah dan biaya pemasaran.

Senin, 03 Oktober 2011

PROFIL KOTA PONTIANAK

Profil Kota

      Kota Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa. Karena posisinya tersebut, kota yang merupakan ibukota provinsi Kalimantan barat ini di kenal sebagai " Bumi Khatulistiwa". Letaknya yang dilintasi garis khatulistiwa menjadikan kota Pontianak sebagai tempat tujuan wisata, baik domestik maupun mancanegara.
     Kota Pontianak dipisahkan oleh sungai kapuas besar, sungai kapuas kecil, sungai landak dengan lebar 400 meter, kedalaman air antara 12 s/d 16 meter sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250 meter.
Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.
Letak Geografis   :  00  02’ 24” – 00  01’ 37” LU  dan   1090  16’ 25” – 1090 23’ 04” BT
Luas wilayah        :  107,82 km2


Batas Wilayah       :  
> Sebelah Utara    :  Kec. Sungai Ambawang
> Sebelah Timur    :  Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Ambawang
> Sebelah Selatan  :  Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Kakap
> Sebelah Barat     :  Kec. Sungai Kakap

Jumlah Kecamatan   :  5 kecamatan
Jumlah Kelurahan     :  24 kelurahan  

Selasa, 27 September 2011

PROFIL KOTA SUBANG

Orientasi wilayah
Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat.
Batas-batas administrasi dari kota Subang ini adalah:
  • Sebelah utara : Kecamatan Kalijati
  • Sebelah selatan : Sungai CiLamaran
  • Sebelah Timur : Sungai CiLamaran
  • Sebelah Barat : KabupatenKalijati


Secara topografi, sebagian besar wilayah kota Subang memiliki kemiringan 0º - 17º. Dan secara umum beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per tahun 2.117 mm. Untuk daerah dataran pada kota ini tersusun oleh batuan pasir taufan mempunyai daya dukung untuk fondasi cukup baik. 
Penduduk

Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Oleh karenanya faktor penduduk berkompetensi untuk ditinjau sehubungan dengan pembangunan suatu daerah, demi terwujudnya pembangunannya. Jumlah penduduk Kota Subang pada tahun 2003 adalah sebesar 115.316 jiwa. Dengan luas wilayah 3.045 Ha maka kepadatan penduduknya 38 jiwa/Ha. Dari data kependudukan di atas maka Kota Subang dapat digolongkan kepada Kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

Ekonomi
Karakteristik perekonomian kota subang bercorak pertanian, hal ini karena sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam perekonomian di kota ini. Sektor perekonomian lainnya adalah :
• Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran
• Sektor Listrik, gas dan air bersih
• Sektor pengangkutan dan telekomunikasi
• Sektor Jasa, dan
• Sektor Pariwisata

Fasilitas Pendidikan
Kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan. Efektifitas, efisiensi dan produktifitas kinerja pembangunan diharapkan menjadi optimal jika dilaksanakan oleh kumpulan SDM berkualitas. Indikator kualitas SDM yang paling umum digunakan karena lebih mudah untuk mendapatkan informasi atau datanya adalah pendidikan formal. Fasilitas pendidikan di kota Kebumen terdiri dari 11 unit Taman Kanak-Kanak, 84 unit SD/MI, 7 unit SMP/MTS dan 5 unit SMTA/MAN. Fasilitas Kesehatan Pembangunan fasilitas kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta kualitas kehidupan dan harapan hidup. Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Sementara sarana kesehatan di Kota Subang ini terdapat 2 Rumah Sakit, 2 Puskesmas, 4 Puskesmas Pembantu, 9 Balai Pengobatan.

Komponen Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih yang ada di Kota Subang, meliputi sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Subang Cabang Subang dengan menggunakan sistem BNA. Sumber air baku bagi sistem penyediaan air bersih Kota Subang terdiri atas air mata air dan sumur dalam. Terjadi konflik interest antara masyarakat dan PDAM terhadap penggunaan mata air. Debit minimum lebih kecil dari kebutuhan

PROFIL KOTA CIANJUR

Profil Wilayah
Kota Cianjur merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Cianjur propinsi Jawa Barat. Cianjur dikenal dengan pameo ngaos, mamaos dan maenpo. Ngaos adalah tradisi mengaji sebagai kegiatan peribadatan, mamaos adalah pencerminan kehidupan budaya daerah dimana seni mamaos Tembang Sunda Cianjuran berbibit buit (berasal) dari tatar Cianjur. Sedangkan maenpo adalah seni beladiri tempo dulu yang
sekarang lebih dikenal dengan Pencak Silat. Kawasan ini terletak pada posisi yang strategis karena dilintasi kota besar Bandung-Jakarta. Masyarakat Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang “nyantri” religius. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin menguatnya komitmen masyarakat Cianjur untuk melkasanakan yari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari yang bukanlah merupakan gerakan politik, tetapi merupakan gerakan moral menuju terciptanya masyarakat Cianjur yang sugih mukti dan Islami dan tetap berada dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Orientasi Wilayah
Batas-batas administrasi kota Cianjur adalah :
  • Sebelah Utara : Kecamatan Mande
  • Sebelah Selatan : Kecamatan Warungkondang
  • Sebelah Timur : Kecamatan karangtengah
  • Sebelah Barat : Kecamatan Cugena


Ekonomi
Kondisi Perekonomian Daerah Sebagai daerah agraris yang pembangunannya bertumpuu pada sektor pertanian, kota Cianjur merupakan salah satu daerah swa-sembada padi. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar pada PDRB kabupaten Cianjur. Ini terbukti dengan terkenalnya produksi beras Cianjur di pelosok negeri. Perdagangan yang juga merupakan salah satu faktor yang ikut mendukung sektor perekonomian, mendapat perhatian yang khusus dari pemerintah. Ini terlihat dengan dibangunnya Pasar Induk
Cianjur dan Pasar Muka Cianjur yang dilengkapi departemen store Ramayana, Pusat Grosir dan Super Mall Harimart yang terletak di Jl Dr Muwardi Rancagoong yang kesemuanya itu merupakan pusat perdagangan tradisional yang berwajah modern Selain dari perdagangan, sektor perekonomian juga didukung oleh pariwisata dengan Kebun raya Cibodas sebagai primadonanya, selain itu juga dikenal pusat pariwisata lainnya yaitu Gunung Gede dan Istana Kepresidenan dan lain-lain.
Penduduk
Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Oleh karenanya faktor penduduk berkompetensi untuk ditinjau sehubungan dengan pembangunan suatu daerah, demi terwujudnya pembangunannya. Jumlah penduduk Kota Cianjur pada tahun 2001 adalah sebesar 141.343 jiwa dengan luas wilayah 2344 Ha. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu maka Kota Cianjur dapat digolongkan kepada Kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

PROFIL KOTA BANDAR LAMPUNG

Profil Wilayah
Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan. Letaknya di ujung  Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Kota ini menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera. Kendaraan dari daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Bandar Lampung bila menuju ke Pulau Jawa. Pada umumnya kendaraan tersebut transit di terminal Rajabasa. Keluar dan masuknya kendaraan baik bus, angkutan kota maupun minibus ke terminal ini, ternyata mampu mendatangkan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) Kota Bandar Lampung yang pada tahun anggaran 200 mencapai Rp 11,9 milyar. Angkutan jalan raya mampu menyumbang Rp 273 milyar dari total kegiatan ekonomi tahun 2000. Sumbangan lapangan usaha ini paling besar dibanding angkutan lain misalnya air. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk melewati Bandar Lampung ini menambah padatnya jalan-jalan kota. Sejalan dengan perkembangan kota, kendaraan pribadi maupun umum pun semakin menjamur, ditambah lagi dengan kendaraan pengangkut hasil bumi dari pelosok daerah Propinsi Lampung yang akan dikirim ke Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan provinsi.

Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perkotaan yang terus berkembang dari daerah tengah ke daerah pinggiran kota yang ditunjang fasilitas perhubungan dan penerangan. Pengembangan kota ditandai dengan tumbuhnya kawasan permukiman, namun demikian daerah pinggiran belum terlihat jelas ciri perkotaannya. Pada tahun 2001 Kota Bandar Lampung dimekarkan dari 9 Kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20’-50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan luas wilayah 192.96 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
  • Batas Utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
  • Batas Selatan : Kecamatan Padang Cermin, Ketibung dan Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan
  • Batas Timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan
  • Batas Barat : Kecamatan Gedungtataan dan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan


Kota Bandar Lampung berada di bagian selatan Propinsi Lampung (Teluk Lampung) dan ujung selatan Pulau Sumatera. Menurut kondisi topografi, Propinsi Lampung dapat dibagi ke dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu:
  • Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ciri khas lereng-lereng yang curam dengan kemiringan lebih dari 25% dan ketinggian rata-rata 300 meter dpl. Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan berbukit di sebelah Timur Bukit Barisan, serta Gunung Rajabasa.
  • Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, kemiringan antara 8% hingga 15%, dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter dpl. Kawasan ini meliputi wilayah Gedong Tataan, Kedaton, Sukoharjo, dan Pulau Panggung di Daerah Kabupaten Lampung Selatan, serta Adirejo dan Bangunrejo di Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
  • Dataran alluvial, mencakup kawasan yang sangat luas meliputi Lampung Tengah hingga mendekati pantai sebelah Timur. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl., dengan kemiringan 0% hingga 3%.Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter dpl. 5. Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Seputih, Sekampung, Semangka, dan Way Jepara.
Dominasi penggunaan lahan berupa belukar dan area hutan seluas 17 ribu km2. Area lahan sawah seluas 601 km2, perkebunan seluas 4.422 km2, sedangkan area pemukiman seluas 3.113 km2.

Penduduk
Masyarakat Lampung terdiri atas berbagai suku antara lain Lampung, Rawas, Melayu, Pasemah dan Semendo. Masyarakat Lampung bentuknya yang asli memiliki struktur hukum adat yang tersendiri, bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar di berbagai tempat di daerah Lampung. Penduduk pendatang yang menetap di Propinsi Lampung diperkirakan mencapai 84 %. Kelompok etnis terbesar adalah Jawa (30%), Banten/Sunda (20%), Minangkabau (10%), Semendo (12 %). Kelompok etnis lain yang cukup banyak jumlahnnya adalah Bali, Batak, Bengkulu, Bugis, China, Ambon, Aceh, Riau, dan lain-lain. Banyaknya penduduk pendatang ini akibat adanya progam relokasi yang dilakukan sejak tahun 1905 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan memindahkan petani dari Bagelan Jawa Tengah dan membangun Kota Wonosobo dan Kota Agung. Kemudian tahun 1932 – 1937 ada pembukaan lahan transmigrasi baru di Kota Metro, Pringsewu, dan berbagai kota lainnya. Program transmigrasi ini terus berlangsung hingga akhir dekade 80-an.
Karakteristik mata pencaharian penduduk pendatang pada umumnya memiliki kekhasan dalam beradaptasi. Sebagai contoh pendatang asal Pati – Jawa Tengah yang semula sebagai petambak lebih memilih usaha tambak di lokasi barunya. Semula mereka berbudidaya bandeng dan jenis ikan lainnya, tetapi seiring dengan
perkembangan tren budidaya udang windu mereka beralih ke jenis yang lebih menguntungkan ini ditambah lagi dengan dukungan dari pihak pemberi modal. Demikian pula dengan pendatang dari etnis Bugis yang terkenal sebagai pelaut lebih memilih menjadi nelayan. Pendatang dari Jawa yang semula petani lebih memilih usaha di bidang pertanian dan perkebunan.

PROFIL KOTA PALEMBANG

Profil Wilayah
Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Bangka, sangat menguntungkan. Walaupun tidak berada di tepi laut, Kota Palembang mampu dijangkau oleh kapal-kapal dari luar negeri. Terutama dengan adanya Dermaga Tangga Buntung dan Dermaga Sei Lais. Dan juga ditambah lagi dengan adanya Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.Selain itu Kota Palembang terkenal sebagai Kota tua, yang pernah menjadi pusat pendidikan agama Budha. Dan banyak terdapat peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di seluruh kota dan sekitarnya, dan situs-situs ini masih belum terurus, seperti Beteng Kuto Besak yang bahkan menjadi polemik karena dijadikan tempat perniagaan.
Kota Palembang yang khas karena dibelah dan dikelilingi Sungai Musi dan anak-anak sungainya, seharusnya lebih tepat menjadi kota sungai (Venice from the East), namun sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat kuat dengan visi penyeragaman, sehingga dibentuk sedemikian rupa menjadi kota daratan sebagaimana kota-kota lain. di Pulau Jawa. Aliran sungai menjadi sempit, bahkan tertutup, rawa-rawa pun ditimbun lalu ketika hujan turun, genangan air dan banjir terjadi di mana-mana. Kurang baiknya penataan kota adalah masalah utama Kota Palembang yang dampaknya membias kemana-mana misalnya masalah sosial seperti maraknya pengemis jalanan, PKL yang sulit ditertibkan, sampai arus lalu lintas yang di beberapa tempat terasa semrawut tidak terlepas dari soal penataan kota yang sejak awal kurang tepat. Akibatnya ketika desakan penduduk dan aktivitas ekonomi menuntut kota dikembangkan semakin pesat, berbagai permasalahan sosialpun muncul.

Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ - 3º 5’ LS dan 104º 37’- 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :
  • Batas Utara : Kabupaten Banyuasin
  • Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir
  • Batas Timur : Kabupaten Banyuasin
  • Batas Barat : Kabupaten Banyuasin


Kota Palembang terdiri dari 14 kecamatan seluas 400,61 km2 dengan jumlah penduduk 1451.776 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Sukarami (98,56 km2), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu kecamatan 6,5 km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Ilir Timur I (13.882 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu kecamatan Gandus (766 jiwa/km2).

Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang tahun 2002 sebanyak 1.451.776 jiwa, tersebar pada empat belas kecamatan. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Ilir Timur II, yaitu sebanyak 178.725 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Gandus sebanyak 52.707 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata Kota Palembang adalah 3.624 jiwa per km2.

Selasa, 20 September 2011

PETA GEOMORFOLOGI JAKARTA DST

PROFIL KABUPATEN BEKASI

Profil Wilayah
           Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan dan pertokoan. Bantargebang yang bermasalah sebagai TPA sampah warga DKI Jakarta, padahal Bantargebang bisa dibilang menjadi urat nadi perekonomian kota. Kota Bekasi menjadi kota yang supersibuk karena selain harus melayani warga dari daerah sendiri juga dari wilayahwilayah yang mengelilinginya seperti DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Usianya sebagai kota otonom memang belum lama, baru lima tahun pada 10 Maret 2002. sebelumnya Kota Bekasi berstatus sebagai Kecamatan Bekasi yang kemudian menjadi kota administratif (Kotif) tahun 1982 di bawah Kabupaten Bekasi. Perkembangan Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus sebagai kecamatan dan kota administratif. Jumlah penduduk Bekasi kian membengkak karena migrasi penduduk dari luar.  Misalnya pada tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi yang 5,18 persen, sebanyak 3,68 persennya adalah laju pertumbuhan migrasi. Sayangnya penyebaran penduduk tidak merata di seluruh wilayah. Lahan permukiman di wilayah seluas 21.049 hektar ini terkonsentrasi di beberapa kecamatan bekas kotif seperti Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Di kecamatan-kecamatan tersebut hampir tidak ada lahan kosong. Total tanah Bekasi yang sudah terbangun seluas 10.773 hektar dengan 90 % berupa permukiman. Sisanya untuk industri dan perdagangan dan jasa masing-masing 4 dan 3 %. Lahan untuk pendidikan dan pemerintahan dan bangunan umum masing-masing 2 dan 1 %. Dan kecamatan Bantargebang dilupakan sebagai pusat industri di wilayah ini. Selama ini Kota Bekasi memang lebih menonjol dengan sektor properti khususnya perumahan. Sejak tahun 2001 wilayah administrasi Kota Bekasi terbagi menjadi 10 kecamatan yang terdiri dari 52 kelurahan. 
Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Bekasi berada antara 106º55’ BT dan 6º7’-6º15’ LS dengan luas wilayah 210,49 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :
  • Batas Utara     :     Kabupaten Bekasi
  • Batas Selatan  :      Kabupaten Bogor dan Kota Depok
  • Batas Timur    :      Kabupaten Bekasi
  • Batas Barat     :      Provinsi DKI Jakarta
Kota Bekasi terletak pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut.


Penduduk
         Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Sejak awal tahun 2000-anpertumbuhan penduduk Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode tahun 1990-an. Pada awal tahun 1990-an laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi masih sekitar 6,29% sedangkan pada awal tahun 2000 menjadi 5,19% dan pada tahun 2003 sebesar 4,79%, namun demikian persebaran penduduk di Kota Bekasi masih belum  merata. Dengan jumlah penduduk Kota Bekasi pada tahun 2003 mencapai 1.845.005 jiwa yang
terdiri dari 930.143 jiwa penduduk laki-laki dan 914.862 jiwa penduduk perempuan, sebagian besar adalah penduduk di kecamatan Bekasi Utara. Padahal kecamatan yang terluas wilayahnya adalah kecamatan Bantargebang. Jumlah penduduk di kecamatan Bekasi Utara sebesar 236.303 jiwa kemudian kecamatan Pondok Gede sebesar 232.110 jiwa. Sementara Kecamatan Jatisampurna memiliki jumlah penduduk
paling sedikit yaitu 103.952 jiwa.

Jumlah angkatan kerja di Kota Bekasi yang berjumlah 720.697 jiwa, terbagi dalam dua kategori yaitu 625.184 jiwa berstatus bekerja dan sisanya, 95.513 jiwa berstatus pencari kerja. Dari 625.184 jiwa yang bekerja, terbagi dalam berbagai lapangan usaha. Jumlah terbesar bekerja pada sektor jasa-jasa, sebanyak 188.435 jiwa atau 30,14%, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 148.260 jiwa atau 23,71%, baru kemudian disusul sektor-sektor lainnya. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk yang bekerja, menurut lapangan usaha.

PETA ADMINISTRASI SUKABUMI

PROFIL KABUPATEN PATI

SEJARAH KABUPATEN PATI

Untuk menelusuri Hari jadi Kabupaten Pati, Bupati KDH Tk. II Pati membentuk Tim Penyusun dan penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati dengan Surat Keputusan No. 003.3/869 tanggal 19 November 1992.

Tim Penyusun dan Penelitian bersepakat bahwa untuk penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No.1 Th. 1971. Gambar yang dimaksud yang berupa:
“ KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIGARA”

Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab babad Pati dan kitab babad lainnya dua pusaka itu merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan yang juga merupakan simbol kesatuan dan persatuan.

Barang siapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di pulau jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoko.
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1290 Masehi di pulau jawa fakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerjaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singosari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.

Di pantai utara Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian timur muncul Penguasa lokal yang memangkat dirinya sebagai Adipati, wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten.
Ada dua pusaka lokal di wilayah itu, yaitu:
  1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama “Yudhapati”. Wilayah kekuasaannya meliputi    sungai Juwana ke selatan, sampai Pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai seorang putra bernama Raden Jasari.
  2. Penguasa Kadipaten Carangsoko, Adipatinya bernama “Puspa Andungjaya”, wilayah kekuasaannya meliputi semua sungai Juwana sampai Pantai Utara Jawa Tengah bagian Timur. Adipati Carangsoko mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan.
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestariakan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan itu kedua Adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra putrinya itu. Utusan adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama “Sapanyana”.

Untuk memenuhi beban itu, Adipati Paranggaruda menugaskan panggede kemaguhan yang bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda sebelum melaksanakan tugasnya lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoko dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan “Sondong Majeruk” kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan pada Yuyurumpung, dapat kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugas untuk mencari dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mengalami kegagalan.
Pada malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan pekawinan antara “Raden Jasari” dan “Rara Rayungwulan” gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, Emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami kekalahan dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) menerusakan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Peranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama “Singasari”.

Untuk mengatur pemerintahan yang semakin wilayahnya kebagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama “Kadipaten Pesantenan”. Dengan gelar “Adipati Jayakusuma” di pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan dengan gelar “Adipati Tambranegara”.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana menjadi Songsong Agung yang sangat memperhatikan nasib Rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraannya semakin meningkat. Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri munuju kearah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang berada di Musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang ke empat antara lain berbunyi bahwa: Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada 13 Desember 1323. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAYI. Pada saat pengumuman itu bersamaan juga dengan pisuwanan agung dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya. Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu, dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam Pisuanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K. M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada: 12 yang lengkapnya berbunyi:  Tambranegara Pati “Sumewo” maring Majalengka Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit “ Kratonnya ing satanah jawi angalih Majapahit, ingkang jumeneng Ratu Brawijaya ingkang kaping kalih, Ya Jaka pekik nama, Raden Tambranegara Sumewa maring, Kraton Majalengka .”
Bardasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam Pisowanan agung di Majapahit.

Menurut tradisi budaya pertanian (Kultur Agraris) kelompok masyarakat atau perorangan jika mengadakan kerja besar misalnya, melaksanakan pernikahan putranya, khitanan, mendirikan rumah, merehab rumah, atau pindahan ke lain tempat, selau mengusahakan tanggal yang baik. Dengan tujuan agar sesuatunya dapat berjalan dengan lancar, baik, selamat serta mendatangkan rejeki.

Hari dan tanggal yang baik itu jika sesuai musim panen padi yang jatuh pada bulan Juli atau Agustus pada tiap tahunnya. Kalau pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323.

Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 itu yaitu: 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323.
Seminar Hari Jadi Kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Bapak Bupati KDH Tk. II Pati pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah Undip Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati, menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI. Dengan surya sengkala “KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI”, yang bermakna “Dengan bekerja keras dan penuh do’a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah”.

Tanggal 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994

NAMA-NAMA ADIPATI/BUPATI DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PATI
Dari Pemerintahan

NO NAMA
JABATAN
KETERANGAN
1 Raden Tambranegara Adipati di Kabupaten Pesantenan dan Pati
Sekitar tahun 1300
2 Raden Tandanegara
Adipati di Kabupaten Pati
Tahun 1330
3
Kayu Bralit
Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1511-1518 (de Grafi)
4
Ki Agen Penjawi
Adipati di Kabupaten Pati setelah gugurnya Arya Penangsang
Tahun 1568-15...
5
Raden Sidik Bergelar Djajakoesoema I
Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1577-1601
6
Djajakoesoema II
Adipati di Kabupaten Pati (Adipati Pragola)
Tahun 1601-1628
7
Ki Arja Pagedongan/Penjaringan (Djajakoesoema II)
Adipati di Kabupaten Pati (Adipati Pragola II)
Tahun 1628-1640
8
Adipati Pragola II, pemerintahan kosong/tidak didirikan Adipati tetapi akan tetapi pemerintahan pecah menjadi 2 (dua)
Katemenggungan dan 7 (tujuh)
Kademengan, Yaitu :
Katemenggunan :
* Toemenggung Wetanan
* Toemenggung Koelonan
Kademangan :
* Demang Tenggeles
* Demang Selowesi
* Demang Tjengkalsewu
* Demang Glongsong
* Demang Paselehan
* Demang Margotoehoe
* Demang Juwono
   
9
Mangoen Oneng I (Lepek)
Adipati di Kabupaten Pati
s/d tahun 1670 (pakem)
10
Mangoen Oneng II (Widjo)
Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1678-1682
11
Toemenggung Tirtonoto
Adik Mangoen Oneng
Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1682-1690
12
Mengoen Oneng III (Abroenoto)
Adipati di Kabupaten Pati (Putra Mangoen Oneng II)
Tahun 1690-1701
13
Soemodipoera (Putra Pangeran Koedoes)

Adipati di Kabupaten Pati Tahun 1701-1718
14
Pangeran Koming (Pamegat Koming I)
Adipati di Kabupaten Pati (Putra Soemodipoero)
Tahun 1718-1720
15
Pangeran Kuning (Pamegat Sari II)
Adipati di Kabupaten Pati (Wafat dan makamnya di Kudus)
Tahun 1720
16
Pamegat Sari III (Raden Wiratmodjo II)
Adipati di Kabupaten Pati
(PAKEM, Hal 131, No. 16 zie sejarah 7/407)
Dukuh Muktisari Desa Muktisari Desa
17
Pangeran Aryo (Megat Sari III)
Adipati di Kabupaten Pati (Zaman Deandels zie sejarah 9/407)
Diasingklan ke Belanda dan Makamya di Surabaya
18
* Sosrodiningrat
* Mangunkusumo
Bupati Pati Wetan
Bupati Pati Kulon
Tahun 1807-1808
19
Kiai Adipati Tjondroagoro
Bupati Pati Pindahan dari Bupati Lamongan
Tahun 1808-1812
20
Adipati Raden Tjondronagoro
Bupati Pati dimakamkan di Desa Puri Pati
Tahun 1812-1829
21
Raden Bagoes Mita
bergelar Kandjeng Pangeran Ario Tjondro Adinegeoro
Bupati Pati
Tahun 1812-1829
Dapat dibaca pada prasasti berdirinya masjid Gambiran Pati
22
Raden Bagoes Kasan
Bergelar Raden Adipati
Ario Tjondro Adinegoro

Bupati Pati
Tahun 1896-1904
23
Raden Toemenggong
Prawiro Werdojo
Bupati Pati
Tahun 1904-1907
24
Raden Adipati Ario Soewondo
Bupati Pati
Tahun 1907-1934
Wafat 4 Juni 1934
25
K.G.P. Dipokoesoemo
Bupati Pati (Enam bulan)
Tahun 1934-1935
26
R.T.A Milono
Bupati Pati kemudian menjadi Residen Pati
Tahun 135-1945
Tahun 1945-1948
27
M. Moerjono Djojodigdo
Bupati Pati
Tahun 1945-1948
Tahun 1948 terjadi perebutan oleh PKI/Muso, mulai Desember 1948 ClashII Pd. Bupati Pati ditunjuk Sukemi Wedono Tayu
28
Raden Soebijanto
Bupati Pati
Tahun 1950-1952
29
Raden Soekardji
Mangoen Koesoemo
Bupati Pati
Tahun 1952-1954
30
Palal al Pranoto
Palal al Pranoto
Bupati Pati
Kepala Daerah Swatantra
Tahun 1954-1957
Tahun 1957-1959
31
M. Soermardi Soero Prawiro
Pegawai Tinggi diperbantukan Pemda tingkat II
Tahun 1957-1959
32
M. Soetjipto
Bupati kdh. Pati
Tahun 1959-1967
33
A.K.B.P Raden Soehargo
Bupati Kdh. Pati
Tahun 1959-1967
34
Kol. Pol.Drs. Edy Rustam Santiko
Bupati Kdh.Pati
Tahun 1973-1979
35
Kol. Inf. Panoedjoe Hidayat
bupati Kdh. Pati
Tahun 1971981
menjabat 18 bulan/meninggal dunia
36
Drs. Soeparto Soewondo
Residen Pati merangkap Pj. Bupati Kdh. tingkat II Pati
s/d agustus 1981
37
Kol. Art. Saoedji
Bupati Kdh. Tingkat II Pati
6 Agustus 1981 sd September 1991
38
Kol. Kav. Sunardji
Bupati Kdh. Tingkat II pati
September 1991 s/d September 1996
39
Kol. Art. H. Yusuf Muhammad
Bupati Kdh. Tingkat II Pati
September 1996 s/d September 2001
40
H. Tasiman, SH
Drs. Kotot Kusmanto
Bupati Pati
Wakil Bupati
September 2001 s/d
September 2006
41
H. Tasiman, SH
Kartika Sukawati, SE. MM
Bupati Pati
Wakil Bupati
September 2006
September 2006 s/d Sekarang
(sumber : Disbudparpora Kab. Pati)

PROFIL DAERAH
Kabupaten Pati terletak di daerah pantai utara pulau jawa dan di bagian timur dari Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 ha yang terdiri dalam 21 kecamatan, 401 desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.474 RW dan 7.524 RT.

KONDISI DAN POTENSI
Dari segi letaknya Kabupaten Pati merupakan daerah yang strategis di bidang ekonomi sosial budaya dan memiliki potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat seperti pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, pertambangan / penggalian dan pariwisata. Dari data yang diperoleh, potensi utama kabupaten ini adalah pada sektor pertanian, potensi pertanian cukup besar meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Kondisi alam, letak geografis dan peninggalan sejarah merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Pati seperti Waduk Gunungrowo, Goa Pancur dan lain – lain.
GEOGRAFI

1. KEADAAN ALAM DAN IKLIM
1.1. Letak.
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur, terletak diantara 1100, 50’ - 1110, 15’ bujur timur dan 60, 25’ – 70,00’ lintang selatan.



1.2. Batas wilayah
Sebelah utara : dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa.
Sebelah barat : dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara
Sebelah selatan : dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora
Sebelah timur : dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa

1.3. Sumber daya alam
        Luas wilayah
Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 ha lahan sawah dan 91.920 ha lahan bukan sawah. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel luas tanah menurut penggunaannya, tabel 1.1.1.
Kecamatan
Lahan
Sawah
Lahan
Bukan
Sawah
Jumlah/
Total
Persen
tase (%)
010. Sukolilo
020. Kayen
030. Tambakromo
040. Winong
050. Pucakwangi
060. Jaken
070. Batangan
080. Juwana
090. Jakenan
100. Pati
110. Gabus
120. Margorejo
130. Gembong
140. Tlogowungu
150. Wedarijaksa
160. Trangkil
170. Margoyoso
180. Gunungwungkal
190. Cluwak
200. Tayu
210. Dukuhseti
7.253
4.937
2.947
4.202
5.023
3.595
2.082
1.165
3.871
2.558
4.075
2.708
823
1.829
1.967
1.034
1.210
1.624
1.344
2.138
2.063
8.621
4.666
4.300
5.792
7.260
3.257
2.984
4.428
1.433
1.691
1.476
3.473
5.907
7.617
2.118
3.250
4.787
4.556
5.587
2.621
6.096
15.874
9.603
7.247
9.994
12.283
6.852
5.066
5.593
5.304
4.249
5.551
6.181
6.730
9.446
4.085
4.284
5.997
6.180
6.931
4.759
8.159
10,56
6,39
4,82
6,65
8,17
4,56
3,37
3,72
3,53
2,83
3,69
4,11
4,48
6,28
2,72
2,85
3,99
4,11
4,61
3,16
5,43
Jumlah/ Total
58.448
91.920
150.368
100,00

  Tanah
Bagian utara terdiri dari tanah Red Yellow, Latosol, Aluvial, Hidromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan terdiri tanah Aluvial, Hidromer, dan Gromosol.
Rincian menurut kecamatan sebagai berikut :
- Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial.
- Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol.
- Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran.
- Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer.
- Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer.
- Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer.
- Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol.
- Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol.
- Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran.
  Iklim
Rata – rata curah hujan di Kabupaten Pati di tahun 2008 sebanyak 1.002 mm dengan 51 hari hujan, untuk keadaan hujan cukup, sedangkan untuk temperatur terendah 230C dan tertinggi 390C. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai type iklim (oldeman).

Type iklim ( oldeman ) tersebut adalah sebagai berikut :
Kecamatan
District
Oldeman
Climate Type
010. Sukolilo
020. Kayen
030. Tambakromo
040. Winong
050. Pucakwangi
060. Jaken
070. Batangan
080. Juwana
090. Jakenan
100. Pati
110. Gabus
120. Margorejo
130. Gembong
140. Tlogowungu
150. Wedarijaksa
160. Trangkil
170. Margoyoso
180. Gunungwungkal
190. Cluwak
200. Tayu
210. Dukuhseti
D 2
D 2
D 2
E 2
E 2
E 3
E 3
E 4
E 3
D 2
D 2
D 2
D 2
D 2
E 1
E 1
D 2
D 2
C 2
D 2
D 2


LUAS WILAYAH :
Luas wilayah Kabupaten Pati 149.119 Hektar terdiri dari

Luas
Prosentase
A. Lahan Sawah
58.789 Ha
39,09 %
B. Lahan Bukan Sawah
91.584 Ha
60,76 %

PENDUDUK :
Jumlah Penduduk Kabupaten Pati pada akhir tahun 2005 berdasarkan hasil P4B adalah 1.225.423 yang terdiri dari :
- Laki - Laki : 600.927
- Perempuan : 620.579
Sedangkan penduduk akhir tahun 2006 adalah : 1.243.207 yang terdiri dari :
- Laki - Laki : 613.628
- Perempuan : 629.579
Selama kurun waktu 2005 - 2006 pertambahan penduduk Kabupaten Pati sebanyak 17.784 orang atau mempunyai pertumbuhan sebesar 1,45% dari tahun sebelumnya. Dari 21 Kecamatan di Kabupaten pati, Kecamatan Pati mempunyai penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan yang lain yaitu sebanyak 105.159 jiwa.


Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pati pada tahun 2008 mempunyai luas wilayah sebesar = 1.503,68
km2. Dengan jumlah penduduk mencapai 1.256.182 pada akhir tahun 2008, maka
Kabupaten Pati secara umum mempunyai kepadatan penduduk 830 jiwa per km2.
Angka tersebut sama dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 830 jiwa per km2.


Menurut Agama :
- Islam
:
1.140.559
- Katolik
:
12.002
- Kristen Protestan
:
37.334
- Budha
:
10.195
- Hindu
:
923
- Aliran Kepercayaan
:
716

Motto :
Pati Bumi Mina Tani Kependekan dari Berdaya Upaya Menuju Identitas Pati yang Makmur ideal Normatif Adil Tertib Aman Nyaman Indah